Sabtu, 04 Juni 2016

MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA
(Ilmu Lingkungan dan Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan)

Dosen
MIFTAHUL KHOIRI, M. Pd
Add caption
IKD

Oleh:
1.     SAIFI ATHOILLAH
2.     LAILI NUR AVIDA
3.     QORI HARDIATI P




STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Telp: (0343) 421948 Pasuruan






KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manusia dan Lingkungannya ”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Miftakhul Khoiri, M.Pd. selaku dosen pembimbing IKD yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta rekan-rekan mahasiswa STKIP PGRI PASURUAN yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya
Pasuruan, April 2016
Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................        i
DAFTAR ISI ..................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................       1
1.1.  Latar Belakang Masalah .......................................................................       1
1.2.  Rumusan Masalah .................................................................................       2
1.3.  Tujuan Masalah .....................................................................................       3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................       4
2.1.  Pengertian Manusia dan Lingkungan .................................................       3
2.2.  Pengertian Ekologi .................................................................................       9
2.3.  Ekologi sebagai Dasar Ilmu Lingkungan.............................................      12
2.4.  Hubungan Manusia dengan Lingkungan.............................................      13
BAB III PENUTUP........................................................................................      14
3.1.  Kesimpulan .............................................................................................      14
3.2.  Saran .......................................................................................................      14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................      15




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang Masalah
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan ,perkembangan, kematian, dan seterusnya yang saling terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif. Manusia juga makhluk ciptaan-Nya yang paling tinggi derajatnya dibanding makhluk-makhluk hidup lainnya karena manusia secara kodrati diberi aka budi yang memungkinkan adanya kebudayaan dari suatu proses yaitu proses belajar.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil.itu baik dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Hal ini menjadikan manusia tidak hanya cukup berakal dan berbudi saja tetapi kenyataannya manusia memiliki kebutuhan, dorongan  dan kemauan yang pemenuhan serta perwujudannya menimbulkan variasi budaya.
Ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem.Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi.Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukan kesatuan.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik atau interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan: Dimana mereka hidup? Bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana? Hubungan- hubungan tersebut sedemikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.
Salah satu hal yang dibahas dalam ekologi adalah ekosfera.Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng dimana ekosfera adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotik.Komponen biotik dan komponen abiotik termasuk spektrum sistem kehidupan yang dikenal sebagai biosistem.
Komponen abiotik yang sangat penting dalam ekosfer adalah matahari.Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti panas matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan hidup organisme di bumi.

1.2.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Manusia dan Lingkungan?
2.      Apa yang dimaksud dengan Ekologi?
3.      Bagaimanakah Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
4.      Bagaimana Hubungan Manusia dengan Lingkungan?


1.3.      Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian Ilmu Lingkungan.
2.      Mengetahui pengertian Ekologi.
3.      Menjelaskan Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan.
4.      Menjelaskan Hubungan Manusia dengan Lingkungan.



























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.                          Pengertian Manusia dan Lingkungan
2.1.1 Pengertian Manusia
Manusia merupakan makhluk yang sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya yaitu hewan dan tumbuhan. Akal diberikan  untuk berfikir berdasarkan insting dan naluri. Manusia juga merupakan makhluk sosial, mereka tidak bisa melakukan suatu hal atau mengerjakan sesuatu secara sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa  manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial.
  1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris insalah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devidedartinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
2.      Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
3.      Manusia sebagai makhluk Susila
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Melalui pendidikan mampu diciptakan manusia yang bersusila karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia.Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat.
4.      Manusia Sebagai Mahluk Religius
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya. 
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.2. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur unsur penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bisa hidup dengan bebas untuk mencari makan.
Selain itu, ada pula  lingkungan perkotaan dimana unsur bangunan sangat kental di dalamnya, dalam hal ini sikap manusia mengenai lingkungan dan dampak dari kegiatan manusia sangat tidak terurus dan terpikirkan, saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara kehidupan dan dengan kehidupan lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi setiap makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
Contoh nyata dari lingkungan yang telah rusak adalah perkotaan , dimana sungai sebagai unsur air dan unsur kehidupan telah tercemar sehingga mengakibatkan matinya kehidupan di air, ikan yang semula bisa bertahan hidup di air yang jernih ini tidak bisa dijumpai lagi karena lingkungan tempatnya hidup sudah tidak mendukung untuk kelangsungannya, selain itu hancurnya lingkungan berdampak juga bagi kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih. Untuk mencegahnya maka perlu segera dilakukannya tindakan prefentif agar dampaknya tidak berlarut larut.
Lingkungan pada umunya sudah ditentukan oleh sang pencipta seperti ini namun sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga dan melestarikanya,Dalam tahapan perkembangan teknologi dan informasi semoga masalah mengenai hancurnya lingkungan tempat kita tinggal bisa segera diatasi, dan juga semoga para pemimpin kita diberikan kesadaran akan pentingnya tempat kita hidup daripada hanya memikirkan uang.
Pengertian Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya.
Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.















2.2.                          Pengertian Ekologi

2.2.1 Pengertian Ekologi
Apa itu ekologi? Istilah tersebut dikenalkan oleh ahli Biologi dari Jerman yang bernama Earns Haeckel pada tahun 1866.Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos (rumah) dan logos (ilmu).Jadi bila diartikan menurut istilah ekologi merupakan kajian organisme hidup dalam rumahnya. Tetapi bila diartikan secara keseluruhan, ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat, apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban dunia.Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasari dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Hal tersebut dikarenakan prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak.Tidak ada satu cabang ilmu pun yang dapat mengabaikan ekologi. Sebagai contohnya adalah masalah globalisasi lingkungan, pastinya tidak akan pernah luput dengan yang namanya ekologi.













Macam – macam Ekologi
1.      Ekologi Hutan
Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental biology).
Hutan adalah tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.Hubungan antara masyarakat, tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan.Hutan dapat dipelajari dari segi autekologi dan sinekologi.Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon.Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan.Sinekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.

2.      Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun.
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengan ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.Pada daerah tropik, suhu laut sekitar 25oC.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.
Pada daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal

3.      Ekologi Tanaman
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya.Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan.Begitu juga sebaliknya, lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik.Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya cekaman (stress) pada tanaman.
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum. Dalam agro-ekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya, pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan.Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri.Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisme yang efektif  mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya.

4.      Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar penerapan pengendalian hama terpadu (PHT).  Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk pengendalian hama pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada pengetahuan ekologi serangga.
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah.  Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik.

2.3.                          Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya.  Komponen- komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Ekologi merupakan dasar dari pokok ilmu lingkungan yang saling timbal balik.

2.4.                          Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi  manusia dan lingkungan merupakan  hubungan yang  saling  timbal balik  karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya



















BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk yang sempurna di antara makhluk lainnya. Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur unsur penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bisa hidup dengan bebas untuk mencari makan.
Ekologi merupakan kajian organisme hidup dalam rumahnya.Tetapi bila diartikan secara keseluruhan, ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik sedangkan ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng. Ekologi merupakan dasar dari pokok ilmu lingkungan yang saling timbal balik.

3.2  SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana peran ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan.Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami ekologi, ekosfera, matahari sebagai sumber energi untuk kehidupan di muka bumi, dan biosistem.
      Akan tetapi makalah kami masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah yang lebih baik lagi berikutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Ø  http://hardian-saputr.blogspot.com/2012/02/manusia-dan-lingkungan.html?m=1
















MAKALAH HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA

MAKALAH
HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA


Dosen
SITI HALIMAH, M.Pd
Mata Kuliah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh:
1.     SAIFI ATHOILLAH
2.     MOCH. AFIFUDDIN JA`FAR
 


















STKIP PGRI PASURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
PASURUAN

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penghitungan Pendapatan Nasional”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Halimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta rekan-rekan mahasiswa STKIP STIT PGRI PASURUAN yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya
Pasuruan, Maret 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................        i
DAFTAR ISI ..................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................       1
A.  Latar Belakang Masalah .........................................................................       1
B.  Rumusan Masalah ...................................................................................       2
C.  Tujuan Masalah .......................................................................................       2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................       3
A.  Pengertian Manusia dalam Al-Qur`an dan Humanisme ......................       3
B.  Pengertian Agama dan Unsur-unsur Pokok Agama ............................       7
C.  Hubungan Manusia dengan Agama ......................................................       9
D.  Agama Sebagai Fitrah dan Pedoman Hidup Manusia..........................      11
BAB III PENUTUP........................................................................................      13
A.  Kesimpulan ...............................................................................................      13
B.  Saran .........................................................................................................      13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................      14


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang Masalah

            Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa agama, manusia bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia.

            Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).(1)

            Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.(2)
            .
B.                 Rumusan Masalah

            Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Hubungan Manusia dan Agama”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1.                  Apa Pengertian Manusia dalam Al-Qur`an dan Humanisme?
2.                  Apa Pengertian Agama dan Unsur-unsur Pokok Agama?
3.                  Bagaimana Hubungan Manusia dengan Agama?
4.                  Bagaimanakah Agama Sebagai Fitrah dan Pedoman Hidup Manusia?

C.                Tujuan

            Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama. Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :

1.                  Untuk mengetahui pengertian manusia dalam Al-Qur`an dan humanisme
2.                  Untuk mengetahui pengertian agama dan unsur-unsur pokok agama
3.                  Untuk mengetahui hubungan manusia dengan agama
4.                  Untuk mengetahui bahwa agama sebagai fitrah dan pedoman hidup manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Manusia dalam Al-Qur`an dan Humanisme

1.      Pengertian Manusia dalam Al-Quran

Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan menyakinkan tak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subyektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan kitab suci Al-Qur`an yang diantara ayat-ayatNya adalah gambaran-gambaran konkret tentang manusia. Penyebutan nama manusia dalam Al-Qur`an tidak hanya satu macam. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya :

a.       Dari aspek historis penciptaannya manusia disebut dengan Bani Adam :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Qs Al-A`roof : 31)” (3)

b.      Dari aspek biologis kemanusiaannya disebut dengan basyar yang mencerminkan, sifat-sifat fisik, kimia, biologisnya :
“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. (Qs Al-Mukminun Ayat 33)” (3)

c.       Dari aspek kecerdasannya disebut dengan insan yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan :
“Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (Qs Ar-Rohman Ayat 3-4)” (3)

d.      Dari aspek sosiologisnya disebut annas yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya :
Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. al-Baqarah Ayat 21)” (3)

e.       Dari aspek posisinya disebut abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya:
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya). (Qs Saba` Ayat 9)” (3)

2.      Pengertian Manusia dalam Humanisme

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan fisiologisnya. Fungsi-fungsi kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf  bawaan. (3)

Manusia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi memahami siapa sebenarnya manusia itu bukan persoalan yang mudah. Ini terbukti dari pembahasan manusia tentang dirinya sendiri yang telah berlangsung demikian lama. (3)

Para ahli pikir berbeda pendapat dalam mendefinisikan manusia. Perbedaan tersebut sebenarnya disebabkan oleh kenyataan kekuatan dan peran multidimensional yang dimainkan manusia. Sedangkan kecenderungan para ahli pikir hanya meninjau dari sisi yang menjadi titik pusat perhatiannya dan mengabaikan sisi yang lainya. (3)

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo valens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis, psikologis dan sosial. Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional dan moral. (3)
Para penganut teori behaviorisme menyebut nama manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin). Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behavionarisme ingin menganalisis perilaku yang tampak saja, yang diukur, dilukiskan dan diramalkan. Menurut aliran ini semua tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosionalnya. (3)

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung manganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia. (3)

Para penganut teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain). Aliran ini mengecam teori psikoanalisis dan behaviorisme karena keduanya dianggap tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan seperti cinta, kreatifitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Menurut Humanisme manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri. Perdebadan mengenai siapa manusia itu dikalangan para ilmuan terus berlangsung dan tidak menemukan satu kesepakatan yang tuntas. Manusia tetap menjadi misteri yang paling besar dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan sampai sekarang. (3)

B.                 Pengertian Agama dan Unsur-unsur Pokok Agama

Agama adalah sebuah realitas yang senantiasa melingkupi manusia. Agama muncul dalam kehidupan manusia manusia dalam berbagai dimensi dan sejarahnya. Maka memang tidak mudah mendefinisikan agama. Termasuk mengelompokkan seseorang apakah ia terlibat dalam suatu agama atau tidak. Mungkin seseorang dianggap termasuk pengikut suatu agama tetapi ia mengingkari. Mungkin sebaliknya seseorang mengaku memeluk sebuah agama, padahal sesungguhnya sebagian besar pemeluk agama tersebut mengingkari. (3)

Oxford Student Dictionary (1978) mendefinisakan agama (religion) dengan “the belief in the existensi of supranatural  ruling power, the cretor and controller of the universe”, yaitu suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta. Agama (religion) dalam pengertiannya yang paling umum diartikan sebagai system orientasi dan obyek pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tidak seorangpun dapat hidup tanpa suatu system yang mengaturnya dan tetap dalam kondisi sehat. Kebudayaan yang berkembang di tengah manusia adalah produk dari tingkah laku keberagaman manusia. (3)
Dalam bahasa Al-Qur`an “din” diartikan sebagai agama. Kata din  yang berasal dari akar bahasa Arab dyn  mempunyai banyak arti pokok, yaitu keberhutangan, kepatuhan, kekuasaan bijaksana, dan kecenderungan alami atau tendensi. Dalam keadaan seseorang mendapatkan dirinya berhutang kesimpulannya ialah bahwa orang itu menundukkan dirinya dalam arti menyerah dan patuh kepada hukum dan peraturan yang mengatur hutang. Demikian juga dalam artian yang terbatas kepada yang berpiutang. (3)

Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu:
1.      Keyakinan (credial),  yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam
2.      Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya
3.      System nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang kaitkan dengan keyakinannya tersebut.
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1.      Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
2.      Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3.      Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agam.
4.      Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5.       Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

C.                Hubungan Manusia dengan Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. [1]

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. [1]

Menurut agama Islam, manusia diciptakan di bumi untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, manusia diciptakan di bumi sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Dengan perannya tersebut, manusia diharapkan untuk:
1.      Sadar sebagai mahluk individu yaitu mahluk hidup yang berfungsi sebagai mahluk yang paling utama di antara mahluk-mahluk lain. Sebagai mahluk utama di muka bumi, manusia diingatkan perannya sebagai khaifah dibumi dan mahluk yang diberi derajat lebih daripada mahluk lain yang ada di bumi. Sesuai dengan firman Allah: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam dan Kami angkat mereka itu melalui daratan dan lautan serta Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan mahluk yang kami ciptakan (Q.S. Al-Isra: 70)

2.      Sadar bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia harus mengadakan interelasi dan interaksi dengan sesamanya. Itulah sebabnya Islam mengajarkan perasamaan “Berpeganglah kamu semuanya dalam tali Allah dan janganlah kamu berpecah belah…” (Q.S. Ali Imran: 103) “Sesungguhnya semua orang mukmin adalah bersaudara.”(Q.S. Al Hujarat: 10)


3.      Sadar manusia adalah hamba Allah SWT. Manusia sebagai mahluk yang berketuhanan, memiliki sikap dan watak religius yang perlu dikembangkan. Manusia harus selalu beribadah keapada Allah karena merupakan tugasnya untuk beribadah kepada Allah sesauai dengan firman Allah: “(Yang memiliki sifat-sifat) demikian itu adalah Tuhanmu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu, Dia tidak dapat dijangkau oleh daya penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Mengetahui.”(Q.S. Al An’aam: 102)

D.                Agama Sebagai Fitrah dan Pedoman Hidup Manusia

Keyakinan ditemukannya berbagai macam agama dalam  masyarakat sejak dahulu hingga kini membuktikan bahwa hidup dibawah system keyakinan adalah tabiat yang merata pada manusia.  Tabiat ini telah ada sejak manusia lahir sehingga taka da pertentangan sedikitpun dari seseorang yang tumbuh dewasa dalam sebuah system kehidupan. Agama-agama yang berbeda-beda tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tersebut. [3]

Dalam setiap diri manusia selalu ada pertanyaan yang selalu muncul dalam dirinya yaitu “dari mana saya datang?”, “apa yang terjadi ketika saya sudah mati?”. Pertanyaan-pertanyaan ini yang mengakibatkan manusia selalu mencari jawabannya. Mencari jawaban dan selalu ingin tahu merupakan fitrah manusia yaitu hal yang sudah ada dan berdasar di dalam hidup manusia.  Para ahli teologi Islam mengatakan bahwa fitrah adalah satu hal yang dibekalkan Allah kepada setiap manusia. Karenanya, ciri-ciri sesuatu yang bersifat fitri adalah tidak dipelajari, ada pada semua manusia, tidak terkurung oleh batas-batas teritorial dan masa, dan tidak akan pernah hilang. [3]

Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Sejak awal manusia berbudaya, agama dan kehidupan beragama tersebut telah menggejala dalam kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk dari semua perilaku budayanya. Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan goib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka. Mereka harus berkomunikasi untuk memohon bantuan dan pertolongan kepada kekuatan gaib tersebut, agar mendapatkan kehidupan yang aman, selamat dan sejahtera. Tetapi “apa” dan “siapa” kekuatan gaib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan tersebut, dan bagaimana cara berkomunikasi dan memohon peeerlindungan dan bantuan tersebut, mereka tidak tahu. Mereka hanya merasakan adanya da kebutuhan akan bantuan dan perlindunganya. Itulah awal rasa agama, yang merupakan desakan dari dalam diri mereka, yang mendorong timbulnya perilaku keagamaan. Dengan demikian rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia. [1]

Agama sebagai pedoman hidup manusia karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai petunjuk menjalani hidup didunia. Agama sebagai pondasi dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Manusia yang tidak memiliki agama bagaikan hidup tanpa arah dan tujuan. Maka dari itu kita sebagai manusia harus mempunyai keyakinan dan mempunya agama sebagai pedoman perjalan hidup kita yang akan membawa kita ke jalan yang terang.


BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan

            Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.


B.                 Saran

Demikian Penyusunan Makalah ini, agar kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA
Ø  Azra, Azyumardi dkk. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, 2002,
Ø  Hasan, Ali.1994/1995, Agama Islam, Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Ø  Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta, Rajawali Pers.


Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya.ppt

https://drive.google.com/file/d/0ByvT1MeXqbecZ2F3TGQ2Zm5YcjQ/view?usp=sharing

Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya

https://drive.google.com/file/d/0ByvT1MeXqbecMFM1azdZSGYyek0/view?usp=sharing

Cara Cuan Dari Internet